Pukul 11 tepat!!
"Oh!Tania tersentak kaget. "Sudah selarut ini aku belum bisa tidur,"
bisiknya buru-buru menarik selimut dan memejamkan mata sebisanya.
Tapi, uf! Mendadak selimut itu disibaknya kembali. Kenapa? Ooo, rupanya dengan berselimut seperti itu justru membuatnya semakin gerah dan pengap.
Tapi, uf! Mendadak selimut itu disibaknya kembali. Kenapa? Ooo, rupanya dengan berselimut seperti itu justru membuatnya semakin gerah dan pengap.
"Tania...!" tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara memangil dari luar
jendela. Tania membuka mata. "Tania...!" suara panggilan itu terdengar
lagi. Nadanya semakin jelas.
Seketika wajah Tania berubah ceria. Ia tidak asing lagi dengan suara
itu. Siapa lagi kalau buaka Rembulan. Dengan gembira Tania meloncat
bangun dan buru-buru menyikap tirai jendela. Seberkas cahaya segera
menerobos masuk dan menerpa wajahnya. Cahaya rembulan yang mengambang
diantara ribuan bintang di langit raya.
"Hai!"Tania menyapa ramah.senyumnya mengembang,memperlihatkan
sederetan giginya yang putih rapih."kenapa kamu baru muncul sekarang?"
Rembulan tersenyum,dan bintang-bintang di sekelilingnya berkedip-kedip.
"Sebenarnya sudah sejak tadi aku berada di sini,"katanya kemudian."Tetapi tentu saja kau tidak bisa melihatku karena mendung sengaja menyembunyikan aku dari pandangan matamu"
"Sebenarnya sudah sejak tadi aku berada di sini,"katanya kemudian."Tetapi tentu saja kau tidak bisa melihatku karena mendung sengaja menyembunyikan aku dari pandangan matamu"
"Oo..."Tania mengangguk-ngangguk."rupanya ia masih juga suka mengganggumu ya."
"ya,begitulah.tapi untung angin segeramengusirnya.Oya,ngomong-ngomong kenapa sudah selarut ini kau masih belum tidur juga?
"aku tidak bisa tidur.rasanya kantukku hilang."
"hilang?"rembulan memandang bintang kembali mengedap-ngedipkan matanya.
"siapa yang mengambil?" sambung Bintang pula menggoda.
"Maksudku, aku tidak bisa tidur karena kegerahan," sahut Tania.
"Ya,ya,ya, kau tahu. Semua ini memang gara-gara ada mendung tadi.
Tapi untunglah angin segera datang mengusirnya," kata Rembulan.
Tania mengangguk-angguk membenarkan. Sementara itu malam bertambah larut. Bertambah sunyi dan bertambah hening.
"Lihatlah Tania, malam sudah bertambah larut. Apa kau tidak ingin segera tidur?" tanya Rembulan.
"Ya, aku ingin segera tidur. Biar besok bisa bangun pagi-pagi dengan
badan dalam keadaan segar. Soalnya besok di sekolahku ada
ulangan,"Jawab Tania
"Kalau begitu segeralah kembali ketempat tidur aku ingin meminta
tolong pada angin yang sebentar lagi tertiup ke situ, untuk membuat kau
merasa ngantuk kembali" Kata binatang pula.
"Terima kasih" Ucapan Tania bergembira.
"Selamat tidur,"Sahut Rembulan dan Bintang.
Setelah membetulkan kembali tirai jendela, Tania pun lantas bergegas kembali ke tempat tidur.
Setelah menguap beberapa kali, beberapa saat kemudian Tania pun tertidur pulas.
0 Response to "Ceita di Malam Hari...."
Post a Comment