ilmu pengobatan yang dilakukan orang2 sebelum kita lahir

>>CEKIDOT<<
  
Ilmu pengobatan yang sekarang sudah canggih dan maju ternyata hanya suatu hal yang mengulang sejarah pengobatan pada masa jaman kuno. Ahli2 bedah jaman dahulu telah menemukan teknik transplantasi jantung dan bahkan telah mengetahui teknik pemindahan otak. Wooo…..Saya akan sedikit posting artikel yang menggambarkan ilmu pengobatan yang dilakukan orang2 sebelum kita lahir.
Bidang pengobatan  sudah menampakkan adanya tingkat kemajuan, yang lebih tinggi daripada tingkat pengetahuan kita sendiri. Menurut dokter yang baik itu, pasien jaman dahulu beruntung bisa mendapatkan obat-obatan, yang bermutu tinggi. Beberapa di antara batu-batu dengan disain menarik, menunjukkan suatu pembedahan”Kaisar” secara terperinci; pengambilan contoh darah dan, malahan lebih mengagumkan, pemindahan hati, jantung dan otak!
  Menurut batu-batu yang sama itu, pembedahan itu dapat berjalan secara sempurna, karena para akhli-bedahnya benar-benar menguasai teori pembedahan dan sangat tangkas.
Menurut batu-batu yang sama itu, pembedahan itu dapat berjalan secara sempurna, karena para akhli-bedahnya benar-benar menguasai teori pembedahan dan sangat tangkas.
Marilah kita, sebagaimana dianjurkan oleh Dr. Cabrera, memeriksa salah sebuah dari “batu-batu pengobatan”, yang menunjukkan suatu kelahiran bayi melalui pembedahan “kaisar”.
Wanita, yang hendak melahirkan, ditidurkan terlentang telanjang di atas semacam tempat tidur untuk berkemah ( “veld-bed”). Akhli-bedahnya memijit-mijit perutnya untuk mengatur kedudukan si bayi, yang kita lihat secara samar-samar, dalam keadaan yang seharusnya. Pisau bedahnya kelihatan terletak di tempat pada jarak, yang mudah terjangkau oleh raihannya. Mata pisaunya telah diasah hingga sangat tajam. Dengan suatu gerakan yang tepat dan pasti, akhli bedahnya membuat goresan pembedahan. Tangannya lain, yang bebas, melanjutkan memijit-mijit perut si pasien. Si wanita rupa-rupanya mengalami penarikan-penarikan untuk melahirkan. Dia telah menarik lutut-lututnya ke atas. Akan tetapi akhli bedahnya telah mengangkat keluar si bayi; seorang pembantu menolong tugas pekerjaannya yang sulit itu. Sebuah pipa, yang pada ujungnya terdapat sebuah bola-penekan, dimasukkan ke dalam mulut si pasien. Apakah alat itu merupakan sebuah alat untuk melayani pemberian udara atau oxygen, ataukah untuk memasukkan cairan secara perlahan-lahan? Ataukah untuk mengatur suatu pembiusan? Yang jelas adalah, bahwa pasiennya kelihatan seakan-akan sedang tidur; tangannya tidak lagi ditekankan pada perutnya. Kepala bayinya sudah berada di luar perut sang ibu. Pembedahannya telah berjalan dengan baik.
Apakah pernyataan-pertanyaan Dr. Cabrera hanya merupakan omong-kosong belaka, dengan maksud untuk menguatkan teori-teorinya di bidang pra-sejarah. Kelihatannya tidak, sebab, baru-baru ini, apa yang dinyatakan pada batu-batu itu, telah dibenarkan oleh laporan Professor Marmadjaidjan mengenai ekspedisi ilmiah di Asia Tengah daerah Rusia, yang telah dipimpinnya sendiri.
Laporan itu menyatakan, bahwa pemindahan jantung telah dicoba dan dilakukan dengan hasil baik pada jaman pra-sejarah. Professor Marmadjaidjan sebenarnya telah menemukan delapan buah kerangka manusia, yang menunjukkan bekas-bekas pembedahan secara ilmiah pada tulang-tulang di ujung rongga dada. Tebalnya periosteum membuktikan, bahwa pembedahan itu berjalan dengan baik. Dapatlah segera ditentukan, bahwa setelah pemotongan tulang-tulang rusuk, mereka tentu telah melakukan penanaman jantung. Menurut professor kita, perbuatan berani, yang mengagumkan itu, telah dilakukan 100.000 tahun yang lalu.
Menurut pandangan Dr. Cabrera, batu-batu kota Ica merupakan bukti, yang nyata dan tidak dapat disangkal, bahwa ilmu pengetahuan nenek moyang kita berada dalam tingkatan yang lebih tinggi daripada pengetahuan kita sendiri. Professor Barnard, yang telah mempunyai nama sebagai orang pertama dalam abad ke 20 ini, yang telah mengusahakan pemindahan dan penanaman jantung, menggunakan suatu cara, di mana dia tidak mengganti organisme keseluruhannya. Dia memilih cara, untuk mengganti bagian yang rusak dengan suatu bagian yang baik. Bagian baik, yang dibutuhkan itu, diambil dari jantung orang yang sudah mati, yang pernapasannya dipertahankan bekerja secara buatan.
Nenek-moyang kita mempunyai cara, yang sama sekali berlainan dengan cara kita. Ini menyangkut persoalan penggantian keseluruhannya dari jantung dan urat nadi serta pembuluh darah lainnya.
Pelaksanaan pembedahan demikian, diuraikan secara cermat dalam ukiran-ukiran pada sejumlah batu-batu itu. Pembedahannya dimulai dengan pengambilan darah dari wanita yang hamil. Darahnya dikumpulkan secara cermat oleh akhli bedahnya sendiri. Dia rupa-rupanya mengawasi agar pembedahan berjalan sebagaimana mustinya.
Dr. Cabrera mengemukakan teori, bahwa darah seorang wanita yang mengandung, berisi hormon, yang dalam persoalan penggantian organisme, meniadakan gejala penolakan, yang sangat berbahaya bagi si pasien. Sudut pandangan itu tidak disangkal oleh ilmu pengetahuan. Dengan demikian, maka tampaklah, bahwa orang-orang jaman pra-sejarah sudah mengetahui adanya problema mengenai “penolakan”, dan bahwa mereka telah menemukan cara-cara untuk menghindari terjadinya hal itu.
Cara-cara, Yang Digunakan Oleh Para Akhli-bedah Jaman Dahulu.
Pada batu-batu yang berikut, akhli bedahnya kelihatan melanjutkan membersihkan jantung, yang berasal dari donornya. Dari mulut si donor tidak kelihatan keluar nafas; dia kelihatannya sudah mati. Seorang pembantu memegang seluruh talam, yang berisi bermacam-macam alat pembedahan. Dokternya mengetok-ngetok untuk terakhir kalinya dada si pasien, dan kemudian mulai memotong. Dengan gerakan-gerakan tangan yang tepat, pembantunya memberikan alat-alatnya secara berurut-urutan. Jantungnya kini telah dikeluarkan dari rongga dada, akan tetapi masih belum terlepas dari tubuh, karena masih bersambungan dengan urat nadi. Beberapa goresan lagi dengan pisaunya, dan akhli bedahnya memegang keseluruhan organismenya dalam tangannya. Kemudian dia melanjutkan dengan pembersihan secara cepat, dan seterusnya menghubungkannya dengan aorta-nya dan “vena cava” wanita yang mengandung itu, yang masih berada dalam keadaan tidur nyenyak.
Kalau kita melanjutkan “bacaan” pada batu-batu terukir itu, maka kita melihat akhli bedahnya tidak membuang-buang waktu, ketika dia mulai dengan pasiennya. Dia menyisipkan sebuah jarum ke dalam pembuluh darah di lengan dan memasukkan darah yang diambil dari wanita mengandung itu. Secara samar-samar kita dapat melihat jantung si pasien. Jantung itu terkena penyakit yang menyedihkan. Sebagian jantung itu terluka dan tertekan, seakan-akan menunjukkan adanya jaringan yang mengeras. Pada waktu itu si pasien masih sadar. Segera kemudian, dia tidur, mungkin karena akibat pembiusan. Akhli bedahnya menggores rongga dada, menggergaji tulang-tulang rusuknya, dengan cermat memotong aorta dan pembuluh-pembuluh darah lainnya, dan mengambil jantung dalam keseluruhannya. Pasiennya hanyalah merupakan tubuh tanpa kehidupan. Dokternya mengambil jantung si donor, yang masih dialiri darah si wanita yang mengandung, dan memasukkan jantung itu ke dalam rongga dada yang menganga. Kemudian, dengan sangat cekatan, dia memperbaiki lagi kelangsungan urat-urat nadi dan pembuluh darah lain-lainnya. Pekerjaannya sangat cermat, dan meminta segenap perhatiannya. Dan akhirnya sampailah dia pada bagian pekerjaan yang terakhir, yang nantinya akan menjadi “bekas luka operasi”. Selama waktu terjadinya pembedahan itu, si pasien diberi oxygen dan cairan secara perlahan-lahan melalui sebuah pipa lewat kerongkongan. Akhli-bedahnya telah menyelesaikan pekerjaannya menjahit lewat kerongkongan. Akhli-bedahnya telah menyelesaikan pekerjaannya menjahit menutup lukanya; dia mengenakan stetoskop pada telinganya, dan mendengarkan untuk pertama kali detak-jantung pasiennya. Dia merasa puas, dan memberesi semuanya. Pembedahannya telah berlangsung dengan baik; pasiennya hidup, dan sebuah jantung baru berdetak dalam rongga dadanya.
Pemindahan Otak.
Nenek-moyang kita dengan pasti mempunyai ilmu pengetahuan yang sempurna mengenai pemindahan dan penanaman organisme, dan malahan mereka berani mengadakan pemindahan otak. Sekali lagi, batu-batu kota Ica merupakan bukti nyata bagi kita.
Pasiennya berbaring tertelungkup; dia telah dibius, dan tidak sadarkan diri. Rambut kepalanya dicukur. Dengan sebuah alat, yang nampak seperti jangka, akhli-bedahnya menentukan batas-batas tempat yang akan dibedah. Kemudian dilakukanlah penggoresan dan pemotongan dengan pisaunya. Dari tengkorak, yang terbuka itu, keluarlah ular-ular. (Otak yang sakit melahirkan pikiran jahat pada manusia, karenanya, ular-ular) Otak si pasien dengan segera diambil. Kemudian akhli bedahnya mengambil otak penggantinya yang harus dipasang, dan membuat persiapan untuk memasukkan otak itu ke dalam tengkorak si pasien. Diduga, bahwa dia telah berhasil, sebab bagian terakhir dari pembedahan itu diuraikan pada sebuah batu, yang belum diketemukan. Mudah-mudahanlah batu itu dapat segera diketemukan, dan akan dapat menguatkan dugaan, bahwa pembedahannya telah berlangsung dengan hasil baik

0 Response to "ilmu pengobatan yang dilakukan orang2 sebelum kita lahir"

Post a Comment

notifikasi
close